TfCoBUA5GUO9GUA5BUM7TSAp
Anda cari apa?

Labels

Hari Guru Nasional: UNESCO dan Solopos Institute Perkuat Literasi Media Guru Madrasah

Gandeng Solopos Institute, UNESCO latih guru Kemenag di Solo tentang literasi media, etika AI, dan tangkal hoaks demi bangun daya kritis siswa.

UNESCO dan Solopos Institute latih literasi media dan informasi guru sekolah agama di Solo, 22-23 November 2025. (dok panitia)
UNESCO dan Solopos Institute latih literasi media dan informasi guru sekolah agama di Solo, 22-23 November 2025. (dok panitia)

SOLO, BABAD.ID | Stori Loka Jawa -  Menjelang peringatan Hari Guru Nasional, tantangan pendidik dalam menghadapi arus informasi digital menjadi sorotan utama. Merespons hal tersebut, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menggandeng Solopos Institute memperkuat kapasitas para guru di sekolah berbasis agama melalui lokakarya "Penguatan Literasi Media dan Informasi (LMI)".

Digelar di Solo, Jawa Tengah, pada 22–23 November 2025, kegiatan ini melibatkan 35 peserta yang terdiri dari guru, kepala sekolah, hingga pengawas madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA). Program ini juga menjadi bagian dari peringatan Global Media and Information Literacy Week 2025.

Chief Operating Officer Solopos Media Group, Rini Yustiningsih, menyoroti urgensi literasi di tengah ledakan pengguna media sosial. Ia memaparkan data proyeksi pengguna media sosial di Indonesia yang diperkirakan menembus angka 180 juta pada 2026.

“Ruang digital bisa membawa kebaikan atau ketidakbermanfaatan. Kuncinya adalah literasi,” ujar Rini saat membuka acara, 22 November 2025.

Para peserta lokakarya datang dari latar belakang sekolah agama yang beragam, mencakup wilayah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Bali, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, hingga Jawa. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek Social Media 4 Peace UNESCO yang didukung oleh Uni Eropa, bertujuan membangun ketahanan masyarakat terhadap konten berbahaya di ranah digital.

Associate Project Officer Unit Komunikasi dan Informasi UNESCO Jakarta, Yekthi Hesthi Murthi, menegaskan posisi strategis guru sebagai garda terdepan. Menurutnya, pendampingan guru krusial agar siswa tidak sekadar menjadi konsumen informasi, tetapi mampu bersikap kritis.

“Literasi media dan informasi merupakan alat bantu bagi guru untuk membangun daya kritis murid di ruang digital,” kata Yekthi.

Senada dengan UNESCO, Kepala Tim Kurikulum dan Evaluasi Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah, Juwair, menyambut baik inisiatif ini. Ia menilai materi LMI sangat relevan untuk diintegrasikan ke dalam kurikulum pembelajaran di madrasah. “Guru harus memberi bekal literasi pada siswa, dan kami sangat terbuka terhadap inisiatif UNESCO,” tuturnya.

Sebelum lokakarya di Solo, para peserta telah melalui serangkaian asesmen dan diskusi terpumpun (Focus Group Discussion) di Jakarta dan Solo pada Oktober serta awal November lalu.

Selama dua hari pelatihan, peserta membedah berbagai isu krusial, mulai dari identifikasi misinformasi dan disinformasi, kebebasan berekspresi, ujaran kebencian daring, perlindungan data pribadi, hingga etika pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Mereka juga melakukan simulasi integrasi materi LMI ke dalam mata pelajaran.

Kegiatan ditutup dengan penyusunan rencana implementasi di sekolah masing-masing serta pembentukan Komunitas Penggerak Literasi Media dan Informasi. Komunitas ini diharapkan menjadi motor penggerak bagi sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama dalam mencetak siswa yang kritis dan bijak di dunia maya.***

0Komentar

Tambahkan komentar
© Copyright - berita.babad.id

Info

  • Griya Lestari D3 12A, Ngaliyan, Kota Semarang
  • +628587503514
  • redaksibabad.id@gmail.com