Pasca-Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial: Guru Banjarnegara Ditempa Jadi 'Benteng Digital', Siap Mengimbas Sukarela

Daftar Isi

Sebanyak 90 guru di Banjarnegara menyelesaikan pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial, tetapi tantangan sebenarnya baru dimulai: mengimbaskan ilmu ke rekan sejawat. Dindikpora menuntut para guru menjadi agen disrupsi agar siswa tidak ‘tergerus teknologi liar’. Sebuah investasi jangka panjang melawan arus.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara, Teguh Handoko, S.Sos saat mmeberikan arahan kepada peserta pelatihan KKA tahap 2 Banjarnegara, Sabtu, 18 Oktober 2025.

BANJARNEGARA, BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Babak baru revolusi digital di ruang-ruang kelas Banjarnegara resmi dimulai. Setelah merampungkan Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) Tahap 2 selama tiga bulan, sebanyak 90 guru SD dan SMP kini dipaksa menjadi agen disrupsi. Bukan sekadar melek teknologi, mereka dituntut menjadi "benteng digital" yang memastikan siswa tidak terseret arus teknologi yang liar dan tak terkelola.

Penutupan KKA, yang digelar di SMKN 2 Bawang, Sabtu, 18 Oktober 2025, bukan sekadar seremoni. Acara ini menjadi panggung penyerahan mandat yang tegas dari pucuk pimpinan pendidikan setempat.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara, Teguh Handoko, S.Sos., langsung menodong para peserta yang baru saja merampungkan pelatihan. "Tugasnya setelah pulang ke satuan pendidikan masing-masing. Guru-guru yang lain harus paham seperti Bapak/Ibu sekalian. Tugas Bapak/Ibu mengimbaskan," katanya, lugas.

Teguh menyadari, tantangannya bukan perkara mudah. Guru harus "cerdas membaca lingkungan," menerjemahkan ilmu koding dan AI agar mudah dicerna anak-anak, tanpa perlu bahasa yang "jelimet."

"Saya suwun teman-teman semua siap belum? Meskipun pengimbasan tidak ada bayaran insyaAllah akan menambah pengalaman sehingga ahli di bidangnya," ujar Teguh, memberi tekanan pada aspek pengabdian di balik mandat digital ini.

Antara Validasi dan Kolaborasi

Program yang difasilitasi oleh LPD LKP Indo Jaya Kebumen ini berjalan maraton sejak 22 Juli. Direktur LPD LKP Indo Jaya, Yuwono Wisudo Pramono, menyebut pelatihan ini sebagai "bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang." Ia berharap KKA menjadi titik pijak bagi guru untuk melahirkan solusi nyata bagi dunia pendidikan.

Di sisi lain, perwakilan Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Pengawas SMK Munarno Achmad, S.Pd., M.Pd., memberikan pandangan yang lebih filosofis tentang peran guru di era digital. "Kan ini tugas yang paling berat di sini ketika alat-alat untuk mempercepat proses... inilah tugas kita validasi kepada anak," ujar Munarno.

Ia mengingatkan, kecepatan digitalisasi—seperti menggantikan proses mencatat manual dengan komputer—harus dibarengi dengan pemahaman mendalam. Tanpa kolaborasi, guru akan merasa "paling hebat" dan gagal dalam membudayakan belajar di kalangan siswa. Program KKA, tegasnya, adalah investasi jangka panjang untuk masa depan.

Misno, salah satu peserta dari guru SDN Tanjung Tirta, mengakui materi yang ia terima sangat inspiratif dan terstruktur. Namun, ia berharap program ini dilanjutkan ke fase yang lebih dalam, yang lebih berfokus pada praktik koding intensif dan relevan dengan dunia industri.

Sambil memamerkan gelar karya berupa poster praktik baik, para 90 guru ini kini harus pulang dengan satu tugas yang pasti: Menjaga agar anak-anak di Banjarnegara "tidak tergerus dengan teknologi yang ada," melainkan mampu mengendalikannya. Sebuah taruhan besar yang dipertaruhkan Dindikpora pada pundak para guru digital ini.***

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar