Ngaji Budaya UIN Walisongo: Letto dan Kiai Kanjeng 'Ngelmu' Toleransi Lewat Selawat Maulid

Table of Contents

Ngaji Budaya UIN Walisongo hadirkan Letto & Kiai Kanjeng merayakan Maulid Nabi. Kolaborasi ini kuatkan toleransi dan budaya Islam Nusantara di Semarang.

Kiai Kanjeng & Letto ramaikan Ngaji Budaya UIN Walisongo. Perkuat toleransi dan nilai-nilai Islam Nusantara melalui selawat dan harmoni seni di Semarang.
Kiai Kanjeng & Letto ramaikan Ngaji Budaya UIN Walisongo. Perkuat toleransi dan nilai-nilai Islam Nusantara melalui selawat dan harmoni seni di Semarang.

SEMARANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa —Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang kembali menegaskan posisinya sebagai laboratorium perjumpaan budaya dan Islam moderat. Kampus ini menggelar Ngaji Budaya: Haflah Maulid Rasul di Auditorium Kampus 3 pada Kamis malam, 2 Oktober 2025.

Acara yang merupakan kolaborasi antara Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI dan UIN Walisongo ini sekaligus menandai rangkaian perayaan satu dekade Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Ribuan civitas akademika, tokoh agama, dan masyarakat tumpah ruah, menunjukkan antusiasme tinggi untuk merawat tradisi selawat sembari memperkuat budaya Islam Nusantara.

Letto dan Kiai Kanjeng: Harmoni Kontemplatif

Kemeriahan Ngaji Budaya memuncak dengan penampilan kolaboratif dari grup musik Letto dan Gamelan Kiai Kanjeng. Perpaduan lirik-lirik kontemplatif Letto yang bergenre pop-filosofis dengan alunan musik etnik Kiai Kanjeng, menghadirkan suasana religius yang reflektif. Kombinasi apik ini seolah menegaskan bahwa Islam dapat disyiarkan melalui medium budaya yang indah dan damai, jauh dari kesan kaku.

Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Nizar, M.Ag., dalam sambutannya menekankan kegiatan ini sebagai upaya fundamental dalam memperkuat toleransi dan pemahaman budaya masyarakat.

"Kegiatan ini penting karena meningkatkan pemahaman budaya masyarakat dan mengembangkan toleransi. Kita belajar dari Sunan Kudus yang menghargai umat lain dengan tidak menyembelih sapi," ujar Prof. Nizar, merujuk pada teladan Walisongo.

Menurut Prof. Nizar, UIN Walisongo berkomitmen menjadikan ruang akademik bukan sekadar tempat transfer teori, tetapi laboratorium nilai budaya Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Pesan Kemenag: Menguatkan Kedekatan dengan Ajaran Otentik

Senada, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Abu Rokhmad, M.Ag., menyatakan Ngaji Budaya ini menjadi penutup rangkaian peringatan Maulid Nabi yang diinisiasi Bimas Islam.

"Pesan dari Pak Menteri Agama, umat Islam itu seringkali makin jauh dari ajaran agamanya. Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin menguatkan kembali kedekatan umat dengan nilai-nilai Islam yang otentik," tegasnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada UIN Walisongo Semarang yang konsisten menjadi mitra strategis Kementerian Agama dalam menghidupkan tradisi keislaman yang selaras dengan budaya Nusantara.

Ngaji Budaya edisi Maulid ini tak hanya selebrasi. Ia menjadi ruang pertemuan antara pesan-pesan keagamaan, nilai budaya lokal, dan semangat kebangsaan yang inklusif. UIN Walisongo menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan kegiatan yang mempertemukan akademisi, budayawan, dan masyarakat dalam satu panggung dialog, sekaligus menyemai semangat Islam yang toleran dan menghargai keberagaman.***

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar

📣 Ikuti Tantangan Bulanan "Cerita dari KKN"! 📣

Bagikan pengalaman KKN-mu yang paling berkesan dan menangkan hadiah menarik setiap bulannya! Ini kesempatanmu untuk berbagi cerita inspiratif dan mendapatkan apresiasi.