Api Tak Padam dengan Api: FKPT Jateng Usung Pendidikan Damai Lawan Radikalisme
BNPT & FKPT Jateng gelar Rembuk Merah Putih. Ketua FKPT: Kekerasan tak bisa dilawan kekerasan; api tak padam dengan api. Usung pendidikan damai cegah radikalisme.
![]() |
Rembuk Merah Putih di Semarang, FKPT Jateng tegaskan lawan radikalisme dengan pendidikan damai, bukan kekerasan. BNPT dorong kesadaran kolektif. |
SEMARANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menggelar Rembuk Merah Putih di Wisma Perdamaian, Semarang, Selasa 1 Oktober 2025. Forum dialog strategis ini secara tegas menyuarakan bahwa kekerasan tak bisa dilawan dengan kekerasan, sebuah filosofi yang menjadi kunci upaya pencegahan radikalisme.
Dalam laporannya, Ketua FKPT Jawa Tengah, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., menyampaikan analogi tajam: "Kekerasan dibalas kekerasan hanya menciptakan siklus dendam dan keruntuhan sosial. Jadi kekerasan, tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan. Api tak bisa dipadamkan dengan api."
Mengutip Filsuf dan Tokoh Perdamaian
Ibda menguatkan argumennya dengan mengutip sejumlah tokoh sejarah. Ia merujuk pada pemikiran Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah yang menyebut kekuasaan berbasis kekerasan (mulk al-qahr) tak akan bertahan lama.
Senada dengan itu, filsuf muslim Al-Farabi dalam Ara’ Ahl al-Madinah al-Fadilah menekankan bahwa masyarakat ideal harus dibangun dengan hikmah (kebijaksanaan), bukan kekerasan. Ibda mengibaratkan pemimpin bijak sebagai tabib yang mengobati masyarakat dengan ilmu dan akhlak, bukan dengan pedang.
Tidak ketinggalan, ia juga mengutip Martin Luther King Jr.: 'Kegelapan tidak dapat mengusir kegelapan: hanya cahaya yang bisa melakukannya. Kebencian tidak dapat mengusir kebencian, hanya cinta yang bisa melakukannya.' Pesan ini menegaskan perlunya pendekatan damai dan bijaksana dalam menanggulangi isu terorisme dan radikalisme.
Pendidikan Damai dan Jogo Tonggo Jadi Senjata
FKPT Jateng, lanjut Ibda, telah menjalankan sejumlah program mandatori dan non-mandatori, termasuk Pitutur Cinta, Survei IRT dan IPR, serta yang terbaru adalah Rembuk Merah Putih.
"Kegiatan non-mandatori kita adalah survei pendidikan damai, lomba karya tulis ilmiah, dan lomba cipta puisi menolak radikalisme," papar Wakil Rektor INISNU Temanggung tersebut, menunjukkan komitmen FKPT pada jalur pendidikan damai sebagai senjata utama melawan ideologi kekerasan.
Sementara itu, Plt. Kepala Badan Kesbangpol Jateng, Pradhana Agung Nugraha, yang mewakili Gubernur Jateng, mengungkapkan bahwa upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di provinsi ini melibatkan 381 mitra yang tersebar di enam wilayah karesidenan. Ia juga menyoroti program lokal "Jogo Tonggo" yang telah berjalan sejak tingkat RT untuk menjaga kondusivitas daerah.
Forum Strategis BNPT
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI Mayjen TNI Sudaryanto, S.E., M.Han., menegaskan bahwa Rembuk Merah Putih adalah forum dialog strategis untuk membangun kesadaran kolektif dalam mencegah radikalisme, intoleransi, dan potensi terorisme. Ia secara resmi membuka kegiatan yang dihadiri berbagai elemen masyarakat, tokoh agama, akademisi, dan pemuda.
Anggota DPR RI Komisi XIII, dr. Raja Faisal Manganju Sitorus, sebagai keynote speaker, menekankan bahwa radikalisme kerap lahir karena distorsi, pemelintiran, dan propaganda informasi atas nama agama. Ia mengajak peserta berkomitmen menjaga NKRI sebagai fondasi utama bangsa, berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Rembuk Merah Putih dengan tema "Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis, dan Cinta Tanah Air" dilanjutkan dengan diskusi panel yang diisi oleh narasumber dari Direktur Pencegahan BNPT RI, penulis skenario nasional, dan Komisioner KIP Jateng, diakhiri dengan lomba penulisan feature. ***
Posting Komentar