Dosen TP UNNES Kenalkan Koding dan Kecerdasan Artifisial untuk Anak WNI di Malaysia
![]() |
Dosen TP FIPP UNNES kenalkan koding dan kecerdasan artifisial kepada anak-anak Sanggar Bimbingan PERMAI Penang Malaysia, Selasa, 12 Agustus 2025. |
PENANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan koding dan kecerdasan artifisial (KKA) kepada siswa dan guru di Sanggar Bimbingan PERMAI, Penang, Malaysia, Selasa, 12 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan wujud tridharma perguruan tinggi yang difasilitasi oleh FIPP UNNES.
Tim pengabdian kepada masyarakat terdiri atas Abdul Arif M.Pd., Heri Tri Luqman Budisantoso S.Pd., M.Pd., Dr. Yuli Utanto S.Pd., M.Si., Khairul Arifin M.Pd., Moh. Gema Maulana S.Fil., M.Phil., Dr. Rafika Bayu Kusumandari S.Pd., M.Pd., Tri Hutami Wardoyo S.Pd., M.Ed., Rian Aryandani (mahasiswa) dan Mohamad Rahka (mahasiswa).
Ketua tim pengabdian, Abdul Arif, menjelaskan bahwa pelatihan KKA ini sejalan dengan program pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI.
"Pembelajaran KKA penting untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir komputasional," ujar Abdul
Inisiatif tersebut selaras dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) 4 untuk memastikan semua anak memiliki akses ke pendidikan berkualitas, inklusif, dan merata, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Abdul yang juga narasumber menyampaikan pentingnya menguasai keterampilan koding dan kecerdasan artifisial. Menurutnya, keterampilan tersebut sangat relevan dengan tuntutan global saat ini.
Ia memperkenalkan pembelajaran koding sederhana berbasis block dan game untuk anak-anak sanggar. Beberapa anak turut mencoba permainan koding menggunakan platform blockly.games.
Anggota tim pengabdian, Khairul Arifin menekankan tentang literasi digital. Menurutnya literasi digital penting untuk menjamin keamanan dan kenyamanan saat mengakses internet.
"Hati-hati ketika menggunakan internet saat browsing atau main game. Jangan asal klik link atau iklan yang tidak jelas," katanya.
Sekretaris Jenderal Pertubuhan Masyarakat Indonesia (PERMAI), Agung Priatin, mengungkapkan Sanggar Bimbingan PERMAI merupakan sekolah informal bagi anak-anak WNI yang tidak bisa mengakses pendidikan formal.
Organisasi non-pemerintah (NGO) ini terdaftar di Jawatan Pertubuhan Malaysia dan bergerak di bidang sosial serta pendidikan.
"Kami berupaya memfasilitasi anak-anak agar bisa menatap masa depan yang lebih baik," kata Agung.
Pengalaman pendidikan di sanggar ini nantinya bisa disetarakan jika anak-anak kembali ke Indonesia.
Saat ini, Sanggar Bimbingan PERMAI menampung 62 siswa dari tingkat pra-SD hingga kelas 6 SD.
Selain di Penang, PERMAI juga memiliki sanggar di Kulim.***
Posting Komentar