Lokakarya Yayasan As-Sholih Sentul: Menjaga Khitah Madrasah, Merespons Tantangan Zaman

Daftar Isi

Menjaga Arah, Menyambut Zaman: Catatan Lokakarya Intensif Yayasan As-Sholih Sentul, Pati

Ketua Yayasan As-Sholih Sentul, H. Irza A. Syaddad, M.Pd. memaparkan paradigma keilmuan saat lokakarya, Senin, 7 Juli 2025. (dok Yayasan As-Sholih Sentul)
Ketua Yayasan As-Sholih Sentul, H. Irza A. Syaddad, M.Pd. memaparkan paradigma keilmuan saat lokakarya, Senin, 7 Juli 2025. (dok Yayasan As-Sholih Sentul)
PATI, BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Yayasan As-Sholih Sentul menggelar lokakarya intensif sehari penuh di Resto Cemara Food Stalls, Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, pada Senin, 7 Juli 2025. 

Kegiatan ini diikuti 15 peserta, terdiri atas para pendidik dan perwakilan pengelola dari TPQ, RA, MI, MTs, serta unsur yayasan. 

Ketua Yayasan As-Sholih Sentul, H. Irza A. Syaddad, M.Pd. mengatakan, lokakarya yang berlangsung dari pukul 07.30 hingga 16.30 WIB itu bertujuan merumuskan arah keilmuan yayasan dan menyelaraskan program kerja setiap unit dalam bingkai nilai yang kokoh.

Refleksi dan Penajaman Arah

Acara diawali dengan pembacaan tahlil untuk mengenang para pendiri dan pejuang yayasan. Selanjutnya, masing-masing lembaga pendidikan memaparkan laporan pertanggungjawaban dan evaluasi program tahun ajaran 2024–2025. Diskusi capaian dan tantangan pembelajaran sepanjang setahun terakhir menjadi dasar perumusan program ke depan.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan analisis SWOT kelembagaan secara partisipatif. Para peserta mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi unit masing-masing. Diskusi berlangsung dinamis, menyentuh banyak aspek, mulai dari mutu pembelajaran hingga tata kelola dan sarana prasarana.

Paradigma Keilmuan: Membedakan yang Tetap dan yang Berubah

Salah satu sesi inti dalam lokakarya Yayasan As-Sholih Sentul ini adalah pemaparan Paradigma Keilmuan Yayasan As-Sholih Sentul. Paradigma ini bertumpu pada pembedaan antara ilmu yang tetap (al-tsābit) dan ilmu yang berubah (al-mutaghayyir) — sebagai poros utama dalam penyusunan visi pendidikan dan perumusan kebijakan lembaga.

"Ilmu yang tetap mencakup nilai-nilai pokok seperti akidah, adab, turats (warisan keilmuan Islam), dan kecakapan hidup dasar. Sementara itu, ilmu yang berubah meliputi aspek-aspek yang menyesuaikan zaman seperti kurikulum, metode, teknologi, dan kebutuhan sosial," jelas H. Irza.  

Paradigma ini akan menjadi pedoman utama dalam pengembangan program dan sistem kelembagaan di semua unit yayasan.

Merumuskan Langkah Nyata dalam Sidang Komisi

Pada sesi siang, peserta dibagi dalam empat komisi untuk mendiskusikan rancangan teknis berdasarkan bidang masing-masing.

Komisi 1 (Akademik dan Kurikulum) merumuskan kebijakan strategis, termasuk penambahan muatan lokal pembelajaran akhlak menggunakan kitab Jawahirul Adab karya Syaikh Ahmad Nawawi (Bulumanis, Pati), serta muatan lokal Tafsir Al-Ibriz karya KH. Bisri Musthofa di jenjang MTs. Komisi ini juga mendiskusikan pembagian mata pelajaran per jenjang, penyusunan standar kompetensi ubudiah, dan penguatan integrasi antara kurikulum umum dan keislaman berbasis turats.

Komisi 2 (SDM, Tata Kelola, dan Humas) menghasilkan rancangan tata tertib guru dan murid, serta menyusun kebijakan manajemen krisis dan komunikasi yayasan.

Komisi 3 (Keuangan dan Kemandirian) mengkaji kemungkinan pembentukan badan usaha sebagai langkah awal menuju kemandirian lembaga, sekaligus merancang sistem keuangan yang lebih terpusat dan transparan.

Komisi 4 (Sarana Prasarana dan Lingkungan Belajar) memulai program inventarisasi aset dan merumuskan aturan tentang kebersihan dan kenyamanan lingkungan belajar, dengan menekankan partisipasi murid dan wali.

Menuju Lembaga yang Berjati Diri Kokoh

Lokakarya ini bukan sekadar agenda perencanaan tahunan, melainkan langkah serius Yayasan As-Sholih Sentul untuk menyatukan nilai, arah, dan sistem kelembagaan. Dengan semangat “Kembali ke Khitah Madrasah”, yayasan berharap seluruh lembaga di bawah naungannya dapat tumbuh dengan jati diri yang kokoh dan arah yang jelas. 

"Kami ingin bukan hanya mendidik secara administratif, tetapi melahirkan insan yang beriman, beradab, dan berdaya," kata H. Irza. ***

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar