Semarak Hari Lansia: Jowo Line Dance Pimpin Puluhan Komunitas 'Mbekso' di Kebun Rojo Malang
![]() |
Rayakan Hari Lansia Nasional, Komunitas Jowo Line Dance pimpin ratusan lansia 'mbekso' di Kebun Rojo, Hutan Malabar Malang. Semangat lestarikan budaya! |
Antusiasme tak terbendung sejak pagi. Panggung sederhana di tengah hijaunya Kebun Rojo menjadi saksi bisu semangat para lansia yang datang dari berbagai penjuru Kota Malang, mewakili beragam komunitas budaya.
Rinto Syah, atau akrab disapa Mbah Rinto, pimpinan Komunitas Budaya Jowo Line Dance, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dalam sambutannya, ia membakar semangat peserta. "Mari kita ini harus bahagia bersama, sehat selamanya dan sejahtera semua. Kita ikuti acara ini dengan gembira ria dan tertawa, meskipun tua jadi kita tetap awet muda," serunya disambut tepuk tangan meriah.
Acara bertajuk "Mbekso Nang Kebon Rojo" ini tak sekadar ajang menari. Dikemas dalam format "jagong guyon maton" yang dipandu Samsul Subakri, suasana akrab dan penuh canda begitu terasa. Ada pula sesi talkshow kesehatan lansia bersama Dewi Yohana dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Malang. Pentas tari topeng Malang Grebeg Sabrang dari Kampung Budaya Polowijen dan lantunan tembang dolanan dari Miben Voice turut menyemarakkan suasana, membangkitkan nostalgia.
Pemerintah Kota Malang, melalui Rendra Fatrisna dari Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), memberikan apresiasi tinggi. "Budaya adalah milik kita semua, yang muda yang tua sama saja," ujarnya. Menurut Rendra, ikhtiar Komunitas Jowo Line Dance dan komunitas lainnya ini menjadi teladan konkret pelestarian budaya bagi generasi muda, terlebih dengan mengambil momentum Hari Lansia. "Saat ini perkembangan komunitas budaya di Kota Malang mengalami peningkatan signifikan, termasuk komunitas budaya yang digagas para lansia," ia menambahkan.
Dukungan juga datang dari organisasi kemasyarakatan. Kiky Tutik Sundari, Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Kota Malang, mengaku bangga melihat kekompakan dan pesona para lansia. "Kekuatan Pancasila ada di pelestarian budaya. Tidak sia-sia kita terus saling bahu-membahu menjaga marwah Pancasila dengan mewujudkan persatuan dan mengangkat derajat manusia," tegas Kiky.
Sementara itu, Isa Wahyudi, penggagas Kampung Budaya Polowijen yang dikenal sebagai Ki Demang, menyoroti potensi Hutan Malabar. Pemanfaatan ruang terbuka hijau di bawah kewenangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang ini, menurutnya, sangat positif. "Hutan Malabar ini bisa menjadi tempat alternatif terapi komunitas sekaligus healing bagi para lansia atau siapa saja. Suasana di alam terbuka itu bisa menghadirkan kebahagiaan, apalagi dihibur dengan kegiatan seni budaya," tuturnya.
Kegiatan ini memang menjadi ajang kolaborasi. Turut tampil memeriahkan antara lain Srikandi Pemuda Pancasila, Perempuan Bersanggul Nusantara, Citra Kebaya Indonesia, Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI), HKTI Perempuan Tani, Asosiasi Pedagang Kaki Lima Kota Malang, Komunitas Kain Kebaya Indonesia (KKI), dan Malang Dance Community. Dukungan penuh juga diberikan oleh Kampung Budaya Polowijen dan Srikandi Pemuda Pancasila DPC Kota Malang, serta dihadiri perwakilan Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang dan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang.***
Posting Komentar