Jelang Idul Adha, PCNU Magelang Bekali Juru Sembelih Halal, Soroti Kesalahan Umum Praktik Kurban
![]() |
PCNU Kabupaten Magelang Gelar Sosialisasi dan Praktik Juru Sembelih Halal Jelang Idul Adha |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang melalui Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM-NU) mengambil langkah antisipatif. Sebuah sesi "Sosialisasi dan Praktik Juru Sembelih Halal (Juleha)" digelar di Graha Nusantara, Gedung PCNU setempat, Rabu pagi (4/6/2025). Inisiatif ini bertujuan membekali para calon juru sembelih dengan pemahaman dan keterampilan penyembelihan hewan kurban yang sesuai syariat Islam, sekaligus mengurai benang kusut kesalahan yang kerap terjadi di masyarakat.
Sekitar 50 calon juru sembelih tradisional, utusan dari Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kabupaten Magelang, mengikuti kegiatan yang terselenggara atas kerja sama dengan Halal Center UIN Walisongo Semarang ini.
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Magelang, K.H. Khamid Zen, yang membuka acara, menekankan urgensi edukasi dalam pelaksanaan kurban. Menurutnya, pemahaman yang benar akan memaksimalkan manfaat ibadah, baik secara spiritual maupun sosial. "Melalui kegiatan ini, kita berharap masyarakat memiliki kemampuan dalam fikih dan keterampilan teknis penyembelihan yang sesuai dengan syariat Islam,” ujar K.H. Khamid Zen dalam sambutannya.
Persoalan di lapangan menjadi perhatian serius. Ketua Panitia, H. Nursalim, mengungkapkan bahwa workshop ini dirancang untuk menjawab masih banyaknya kesalahan teknis dan pemahaman fikih dalam pelaksanaan kurban. Materi yang disajikan pun komprehensif, mencakup fikih kurban, teknik mengasah dan mengenali ketajaman bilah pisau, hingga metode penyembelihan dan perobohan hewan yang benar. "Harapannya, masyarakat semakin paham sehingga pelaksanaan kurban dapat berjalan sesuai tuntunan agama," katanya.
Salah satu sorotan tajam datang dari Dr. Hj. Malikhatul Hidayah, ST, M.Pd., MT., Direktur Walisongo Halal Center. Ia memaparkan beberapa kekeliruan fatal yang sering ditemui. "Penggunaan alat potong yang tidak sesuai standar, misalnya, masih jamak," ungkapnya.
Tak hanya soal alat, metode perobohan hewan kurban juga menjadi catatan kritis. Malikhatul menyebut masih ada petugas yang memperlakukan hewan dengan kasar, seperti menendang, hingga menyebabkan patah tulang. "Ini jelas menyakiti hewan dan bertentangan dengan prinsip kasih sayang dalam Islam,” tegasnya.
Workshop tersebut juga mengupas tuntas kesalahan dalam pendistribusian daging kurban. "Daging seharusnya dibagikan dalam kondisi mentah, bukan dimasak. Kalau mau dimasak, maka harus ada mekanisme hibah terlebih dahulu," jelas Malikhatul. Ia juga mengingatkan, "Selain itu, panitia tidak boleh menerima daging sebagai upah."
Selain Dr. Malikhatul, materi fikih kurban juga diperdalam oleh K.H. Abdul Mujib. Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh NU lainnya, termasuk K.H. Achmad Solechan, Rois Syuriah NU Tanah Baru K.H. Ahmad Nur Shidiq, dan Katib Syuriah Saiful Hadi, yang menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya standardisasi praktik kurban ini.
Melalui pelatihan juru sembelih halal ini, LTM NU Kabupaten Magelang tak hanya menunjukkan komitmennya dalam menciptakan tata kelola ibadah kurban yang aman, halal, dan thoyyib. Lebih jauh, ini adalah langkah konkret PCNU Kabupaten Magelang mendampingi umat dengan pengetahuan yang jelas dan tepat menjelang hari besar keagamaan.***
Posting Komentar