Iduladha di Madrasah Temanggung: Kurban sebagai Laboratorium Karakter Siswa
Kepala MTs Ma’arif Nurul Huda, Wiwik Hartati, S.Pd., menyatakan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar ritual tahunan. Menurutnya, esensi utama dari acara ini adalah pendidikan.
“Jadi bukan soal berapa jumlah hewan yang dipotong, tetapi lebih mengacu kepada praktik melaksanakan perintah Allah SWT,” ujar Wiwik. “Kami ingin para siswa meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melalui pengalaman langsung ini.”
OSIS Jadi Garda Terdepan
Keunikan dari kegiatan kurban di madrasah ini adalah pelimpahan wewenang penuh kepada siswa. Seluruh kepanitiaan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan, diserahkan kepada pengurus OSIS.
“Para guru dari Majelis Taklim hanya bertindak sebagai pendamping dan fasilitator,” jelas Wiwik, yang juga dikenal sebagai Ketua Persatuan Penulis Indonesia Satu Pena Temanggung.
Langkah ini diambil untuk melatih tanggung jawab, kepemimpinan, dan kerja sama siswa secara praktis di lapangan.
Hasil dari kurban tersebut kemudian dibagikan dalam dua bentuk. Sebagian daging didistribusikan kepada warga di sekitar madrasah. Sisanya dimasak untuk disantap bersama oleh seluruh siswa, guru, karyawan, serta para tamu undangan yang hadir, mempererat tali silaturahmi.
Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan pendidikan setempat, di antaranya Perwakilan Pengurus Madrasah Sarto Slamet R., Ketua Banser Kabupaten Temanggung Isro Agus P., serta Kepala SMK NU Temanggung M. Rohim, M.Pd.I.
Wiwik berharap kegiatan serupa dapat terus ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, pada perayaan Iduladha tahun-tahun berikutnya. Ia berkomitmen menjadikan momen ini sebagai agenda tahunan yang efektif dalam membentuk karakter siswa.***
Posting Komentar