Gandeng Jurnalis Senior, UNNES Latih Guru Ma'arif Kudus Jadi Pelopor Literasi
![]() |
Guru dari MA/SMA/SMk di bawah naungan LP Ma'arif NU PCNU Kudus mengikuti diklat jurnalistik yang digelar tim pengabdian UNNES di aula Dojo SMK NU Ma'arif Kudus, Senin, 16 Juni 2025. |
Para pengabdi yang terlibat adalah Abdul Arif, Edi Subkhan, dan M Nazil Iqdami dari Prodi Teknologi Pendidikan UNNES, serta Farida Rachmawati dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Walisongo. Tak ketinggalan, tiga mahasiswa UNNES, Rian Aryandani, Ari M Widyatama, dan M Rahka, turut menyumbangkan energi mereka. Sebanyak 30 guru antusias mengikuti diklat ini, menunjukkan tingginya kesadaran akan pentingnya literasi media di kalangan pendidik.
![]() |
Peserta diklat jurnalistik berpose bersama pengurus LP Ma'arif NU PCNU Kudus. |
Pembukaan diklat dihadiri jajaran pengurus LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Kudus, yaitu Ketua H Ridlwan, Sekretaris Muhammad Zaenul Anwar, dan Bendahara H Nur Aziz. Jajaran pengurus lainnya, Abdul Hadi, Arif Zaenal Mubarok, Imron Rosyidi, (wakil ketua), Wafiq Chairi, Sholihin (Dik MA), dan Khaerudin (Dik SMK).
Guru sebagai Filter Informasi di Era Hoaks
![]() |
Ketua LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Kudus, H Ridlwan memberikan sambutan saat pembukaan diklat jurnalistik bagi guru. |
Ridlwan secara tegas menyatakan bahwa diklat jurnalistik ini tak hanya untuk guru tingkat MA/SMA/SMK, tetapi juga harus menyentuh guru dan murid di MTs/SMP. Ia menekankan bahwa di zaman serba cepat ini, jurnalis adalah mata dunia. Informasi dari jurnalis menjadi penentu cara kita memahami peristiwa global, seperti perang Israel dan Iran.
"Dunia bisa tenang karena ada jurnalis yang mewartakan kebenaran. Namun, dunia juga bisa hancur karena berita bohong," tegas Ridlwan. Pesannya jelas: para guru Ma'arif diharapkan mampu mengajari murid-muridnya agar cerdas memilah informasi dan tidak turut menyebarkan hoaks. "Siapa tahu anak-anak yang Bapak Ibu dampingi ada yang jadi jurnalis populer seperti Rosi, Najwa, Aiman, dan lainnya," harapnya, memotivasi para guru untuk menumbuhkan minat jurnalistik sejak dini.
Mandat Gerakan Literasi Ma'arif
![]() |
Dosen Teknologi Pendidikan FIPP UNNES, Abdul Arif memaparkan materi kode etik jurnalistik. Menurutnya, guru harus bisa memberikan arahan yang benar saat mendampingi murid dalam kegiatan jurnalistik. |
![]() |
Dosen Teknologi Pendidikan FIPP UNNES, Edi Subkhan berbagi kiat dan tip menulis artikel opini. |
Abdul Arif, ketua tim pengabdi dari UNNES, menjelaskan bahwa diklat ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kapasitas guru agar optimal dalam mendampingi murid. Ia juga menyampaikan mandat penting dari Ketua LP Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah agar setiap pengurus cabang memiliki tim khusus Gerakan Literasi Ma'arif (GLM) sebagai motor penggerak literasi di sekolah dan madrasah.
"Setelah pelatihan ini, kami harapkan ada forum komunikasi untuk wadah berbagi dan berkolaborasi dalam gerakan literasi," ujar Arif, menekankan keberlanjutan program.
Kolaborasi dengan Praktisi Media Lokal
![]() |
Eks jurnalis Suara Merdeka yang juga pembina At-Thullab, Rosidi membagikan pengalaman kreatif menulis feature. |
![]() |
Pemimpin Umum Suaranahdliyin.com, M Qomarul Adib bagikan pengalaman menulis berita. |
"Para guru bisa berkolaborasi dengan praktisi media dalam banyak hal, termasuk diseminasi informasi," pungkas Arif, menandaskan pentingnya sinergi antara akademisi, pendidik, dan praktisi media dalam menghadapi tantangan informasi di era digital.***
Posting Komentar