Alumni UNNES di Hyundai Ungkap Peluang Emas Lulusan Teknologi Pendidikan di Industri
Nur Amin Rais, alumni Program Studi Teknologi Pendidikan FIPP UNNES 2009 yang kini menjadi Asisten Manajer Training di Hyundai, membagikan pengalamannya dan membuka wawasan tentang relevansi kurikulum TP dengan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di industri modern.
SEMARANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Di tengah keraguan yang kerap menghantui para mahasiswa tentang masa depan pasca-kampus, secercah harapan datang dari seorang alumni. Nur Amin Rais, lulusan program studi Teknologi Pendidikan (TP) Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (UNNES) angkatan 2009, kembali ke almamaternya. Ia tidak sekadar bernostalgia, tetapi membawa cerita sukses dan membuka mata juniornya tentang ceruk potensial yang bisa diisi lulusan TP di dunia industri.
Pria asli Salatiga yang kini menjabat sebagai Asisten Manajer Training Head di Hyundai itu membagikan pengalamannya dalam sebuah sesi diskusi bersama para dosen, Kamis, 5 Juni 2025.
"Keresahan saya waktu kuliah dulu sama, lulus mau jadi apa? Sudut pandang kami saat itu sangat 'pelat merah'," ujarnya, mengenang masa-masa kuliahnya.
Namun, lintasan kariernya membuktikan bahwa lulusan Teknologi Pendidikan memiliki fleksibilitas dan kompetensi yang sangat dicari oleh sektor swasta, terutama industri raksasa.
Perjalanan karier Rais terbilang dinamis. Lepas dari UNNES, ia tak langsung menceburkan diri ke bidang yang linier. "Saya justru ke perbankan dulu, setahun kerja," katanya. Baru setelah itu, takdir membawanya ke industri otomotif, sebuah dunia yang akan digelutinya selama lebih dari satu dekade.
Ia mengawali kariernya di Honda pada tahun 2014. Selama delapan tahun di sana, ia mengasah kemampuannya hingga akhirnya berlabuh di Hyundai pada tahun 2021. Di sinilah ia merasa keilmuan Teknologi Pendidikannya benar-benar menemukan ‘rumah’-nya.
"Sekarang saya masuk ke praktisi. Bidang saya sangat nyambung dengan kurikulum TP, spesifiknya di training atau pengembangan sumber daya manusia," jelas Rais.
Menurutnya, setiap industri, tanpa terkecuali, membutuhkan divisi pengembangan karyawan. Mulai dari proses on-boarding karyawan baru, pengembangan kompetensi (competency development), hingga persiapan pensiun (retirement), semuanya memerlukan sentuhan ahli training.
"Semua industri punya divisi training. Dan di situlah letak relevansi kita," tegasnya.
Prosesnya, kata dia, sangat sistematis, mencakup training strategic planning, Training Need Analysis (TNA), curriculum development, material development, training implementation, hingga evaluation.
"Tugas saya salah satunya mengembangkan kurikulum training. Di titik inilah, lulusan TP akan lebih advance ketimbang lulusan Psikologi ketika bicara pengembangan SDM. Keahlian merancang kurikulum itu ada di kita," ungkapnya.
Sayangnya, ia mengakui bahwa posisi strategis ini di banyak perusahaan masih sering diisi oleh lulusan Psikologi. "Eksposur TP belum sampai ke sana. Ini PR kita bersama."
Sebagai seorang user yang kini turut merekrut talenta, Rais merasakan sendiri betapa dibutuhkannya kompetensi yang dimiliki lulusan TP. Ia bahkan pernah mendapat tawaran dari sebuah perusahaan di Solo, namun terpaksa menolaknya karena persoalan gaji yang belum sesuai.
Dukungan Penuh dari Almamater
![]() |
Nur Amin Rais, alumni TP 2009 berpose bersama dosen saat berkunjung ke almamater. |
Gayung pun bersambut. Para dosen di Prodi Teknologi Pendidikan FIPP UNNES menyambut baik wawasan yang dibawa oleh alumninya. Mereka mengakui adanya tantangan sekaligus peluang besar ini.
Koordinator Prodi Teknologi Pendidikan, Dr. Yuli Utanto, M.Si., mengonfirmasi bahwa apa yang disampaikan Rais bukanlah isapan jempol.
"Apa yang disampaikan Mas Rais sudah divalidasi oleh Triputra Group. Mereka pernah secara khusus meminta mahasiswa TP untuk magang di sana, bahkan dibayar," ujarnya. Ia menambahkan bahwa program magang tersebut sempat terhenti karena pandemi.
Dosen TP, Niam Wahzudik, M.Pd. menambahkan bahwa alumni TP lainnya juga telah menembus perusahaan teknologi besar. "Ada juga alumni kita yang sekarang kerja di Shopee. Ini membuktikan TP memang punya peluang besar di industri," katanya.
Ia berharap, jika ada jalur untuk magang di tempat seperti Hyundai, hal itu akan menjadi kesempatan yang luar biasa bagi mahasiswa.
Dukungan untuk menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri juga datang dari alumni. Rais juga menyatakan siap jika diminta berbagi pengalaman profesional bersama mahasiswa di perkuliahan.
Ia juga menyebutkan berbagai program pengembangan talenta di perusahaannya, seperti program magang global di Korea selama enam bulan dan magang induk yang bisa jadi sarana belajar bagi mahasiswa.
Dosen lainnya, Achmad Farchan, M.Pd., menyoroti pekerjaan rumah utama. "PR kita memang memperkenalkan TP ke dunia industri secara lebih luas," ujarnya.
Dari diskusi ini, benang merahnya jelas: lulusan Teknologi Pendidikan memiliki kompetensi unik dalam desain dan pengembangan kurikulum pembelajaran yang sangat vital bagi divisi pengembangan sumber daya manusia di semua lini industri. ***
Posting Komentar