Sobokartti, Motor Kesenian Tradisional Jawa di Semarang yang Makin Eksis di Usia 1 Abad Lebih

Table of Contents

Temukan cerita perjalanan Sobokartti dalam upaya membumikan kesenian tradisional Jawa di Kota Semarang. Sobokartti kini telah berusia 1 abad.

Gedung Sobokartti di Jalan Dr Cipto No 31-33, Kota Semarang. Sobokartti telah melalui 1 abad perjalanan dalam membumikan kesenian tradisional Jawa. (Fikri Thoharudin/babad.id)
Gedung Sobokartti di Jalan Dr Cipto No 31-33, Kota Semarang. Sobokartti telah melalui 1 abad perjalanan dalam membumikan kesenian tradisional Jawa. (Fikri Thoharudin/babad.id)
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Eksistensi Sobokartti kini telah memasuki abad kedua. Perjuangan untuk membumikan kesenian tradisional Jawa terus berlanjut dari generasi ke generasi.

Gedung Sobokartti yang beralamat di Jalan Dr Cipto No 31-33, Kota Semarang itu menjadi saksi bisu perjalanan panjang berkesenian.

Sebelum masyarakat Indonesia memiliki rasa kesadaran kebangsaan, kebudayaan khususnya pada bidang kesenian terpecah-pecah menjadi milik golongan tertentu dalam masyarakat.

Pada saat itu, kesenian yang tumbuh hanya berkembang dalam tembok istana yang secara ekslusif dapat dimiliki dan dinikmati oleh golongan bangsawan.

Abad ke-20 turut membawa angin segar karena baik masyarakat maupun bangsawan mulai memiliki kesadaran atas masa depan kesenian.

Sejalan dengan itu, terjadi proses demokratisasi keraton-keraton Jawa dengan mulai diizinkannya kesenian keraton diajarkan dan digelar di luar lingkup keraton.

Hal tersebut dipelopori oleh Perkumpulan Kridha Beksa Wirama di Yogyakarta pada 1918 yang diprakarsai oleh Pangeran Suryodiningrat dan Pangeran Tejokusumo putra Sultan Hamengku Buwono VIII.

Rakyat tak hanya dapat mulai menikmati kesenian yang ada, bahkan mereka juga mulai menjadi pelaku seni.

Sejalan dengan lahirnya Krido Bekso Wiromo, di Semarang juga lahir Sobokartti.

Pembentukan Sobokartti digagas oleh beberapa tokoh kebudayaan di awal abad ke-20, antara lain KPA Prangwadana (kelak menjadi KGPAA Mangkunagara VII) dan Ir Herman Thomas Karsten (yang kemudian sebagai perancang bangunan Sobokartti pada 1929).

Dalam buku saku "Satu Abad Sobokartti" dituliskan, untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka diadakanlah pertemuan yang dihadiri antara lain Burgemeester Semarang (1916-1927) yakni De Jongh, Bupati Semarang RMAA Purbaningrat, GPH Kusumayuda dari Keraton Surakarta dan pimpinan surat kabar De Locomotief.

Dalam pertemuan itu disepakati untuk mendirikan Sobokartti.

"Sobo" yang berarti tempat, dan "Karti" yakni karya. Sobokartti dimaksudkan untuk dapat menjadi tempat berkarya.

Merujuk anggaran dasar Kunstvereeneging Sobokartti yang disahkan pada 6 September 1926, tujuan didirikannya Sobokartti ialah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesenian bangsa sendiri (inheemsche kunst).

Sejarah Gedung Sobokartti

Dalam sejarahnya Sobokartti didirikan pada 5 Maret 1920 dan belum memiliki gedung sendiri.

Masa-masa awal itu, kegiatan-kegiatan Sobokartti dilakukan di Paseban Kabupaten Semarang dan di Stadstuin.

Baru selama kurang lebih dua tahun sejak 1929-1931, atas rancangan Thomas Karsten berhasil dibangun gedung kesenian di Karenweg (sekarang Jalan Dr Cipto) yang diberi nama Volkstheater Sobokartti.

Gedung rancangan Thomas Karsten itu memadukan konsep seni pertunjukan Jawa yang dipentaskan di pendopo dengan konsep pementasan Barat.

Nilai arsitektur yang unggul dari gedung Sobokartti ialah sistem sirkulasi udaya dan pencahayaan yang sangat baik.

Selain itu sistem akustik yang dimilikinya juga sangat unik, karena tanpa sound reinforcement system (sistem penguatan bunyi), akustik di gedung dapat menghasilkan suara yang sangat bagus.

Pemerintah Kota Semarang melalui keputusan Walikota Nomor 646/50 tanggal 4 Februari 1992 tentang konservasi bangunan-bangunan kuno atau bersejarah di wilayah kota madya daerah tingkat II Semarang menetapkan Gedung Sobokartti sebagai Bagunan Cagar Budaya.

Meski dibesarkan oleh aktivitas perniagaan, terbukti bahwa Kota Semarang tidak serta-merta menjadi wilayah yang kering akan geliat kebudayaan.

Di tengah derasnya arus modernisasi, Perkumpulan Seni Budaya Sobokartti Semarang menjadi wadah kesenian yang mengakar pada jati diri bangsa.

Sekretaris Sobokartti, Darmadi menyampaikan, sejak dulu Sobokartti berkomitmen untuk terus merawat kesenian-kesenian lokal yang menjadi jati diri bangsa.

"Sobokartti dari awal didirikannya memang bertujuan untuk edukasi, demokratisasi dan tentunya pelestarian bidang-bidang kesenian," tuturnya pada Senin, 6 November 2023.

Ia membenarkan riwayat kesenian waktu itu hanya bisa dinikmati dan dikembangkan oleh pihak keraton.

Atas keprihatinan itu tokoh-tokoh yang telah disebut di atas merespons dengan membuat perkumpulan seni budaya Sobokartti.

"Tahun 1920 Sobokartti gak punya gedung sendiri, baru setelah sembilan tahun kemudian mulai dibangun dan selesai pada 10 Oktober 1931, diresmikan sebagai gedung pertunjukan," terangnya.

Bahkan pada proses berdirinya, Sobokartti tak bisa dilepaskan dari konteks perkembangan sejarah kebudayaan Indonesia.

Pada tanggal 14 Oktober 1945, Sobokartti dijadikan markas untuk mengusir Belanda agar pergi dari Kota Semarang.

Sesi diskusi pada acara pemutaran film oleh Minikino di Gedung Perkumpulan Seni Budaya Sobokartti pada Sabtu, 4 November 2023. (Fikri Thoharudin/Babad.id)
Sesi diskusi pada acara pemutaran film oleh Minikino di Gedung Perkumpulan Seni Budaya Sobokartti pada Sabtu, 4 November 2023. (Fikri Thoharudin/Babad.id)
"Sejumlah 18 pejuang gugur dan dimakamkan di sebelah pohon kuda. Pada 1960, kuburan dibongkar, 15 di antaranya dipindah ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, 3 nya diminta oleh pihak keluarga," ungkap Darmadi.

Lebih lanjut, Darmadi menjelaskan dinamika yang dilalui oleh Sobokartti.

Pada rentang 2000-2008 terjadi kevakuman karena terdapat pihak-pihak yang ingin mengklaim Sobokartti sebagai sebuah yayasan.

"Waktu itu masuk ke ranah hukum, Sobokartti dianggap sebagai tanah tak bertuan. Pada akhirnya tahun 2009 gugatan dimenangkan oleh perkumpulan," jelasnya.

Setelah kejadian tersebut, Darmadi menjelaskan, kebanyakan masyarakat tak mengenal Sobokartti sama sekali.

"Kita mulai kegiatan-kegiatan dari nol lagi karena hampir 10 tahun off," singkatnya.

Setelah kondisi berangsur membaik, pihaknya mulai melakukan revitalisasi dan pembenahan lingkungan.

"Sepanjang kanan kiri gedung ditembok cukup tinggi, kurang lebih 3 meter. Mulanya Sobokartti terkesan sangat tertutup, tapi setelah selesai revitalisasi, mulai ramai lagi," kenangnya.

Giat Seni di Sobokartti

Para penari muda yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah menengah atas sedang berlatih di pendopo Gedung Cagar Budaya Sobokartti pada Minggu, 5 November 2023. (Fikri Thoharudin/Babad.id)
Para penari muda yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah menengah atas sedang berlatih di pendopo Gedung Cagar Budaya Sobokartti pada Minggu, 5 November 2023. (Fikri Thoharudin/Babad.id)
Terdapat tiga kegiatan sentral yang ditawarkan Sobokartti, yakni tari, karawitan dan pedalangan.

"Hingga saat ini siswa-siswi tari mencapai 200 siswa. Untuk kegiatan pedalangan dan karawitan juga tetap berjalan dengan baik. Saat ini baru ada dalang kelas dewasa," kata Darmadi.

Kini, terdapat setidaknya lima dalang yang mencoba eksis di Sobokartti, baik muda maupun yang sudah sepuh.

"Untuk event-event tertentu kita menggelar kegiatan, termasuk memperingati berdirinya perkumpulan atau berdirinya gedung pada 10 Oktober lalu," katanya.(Fikri Thoharudin)

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar

📣 Ikuti Tantangan Bulanan "Cerita dari KKN"! 📣

Bagikan pengalaman KKN-mu yang paling berkesan dan menangkan hadiah menarik setiap bulannya! Ini kesempatanmu untuk berbagi cerita inspiratif dan mendapatkan apresiasi.