'Hunting Animal' dan 'Pasar Angka': Jurus Jitu RA Al Asror 'Siksa' Perkembangan Numerik dan Sosial Anak Usia Dini
Mahasiswa ciptakan dua permainan edukatif, 'Hunting Animal' dan 'Pasar-Pasaran Angka', di RA AL ASROR. Mengoptimalkan numerik & sosial-emosional anak 4-5 tahun lewat bermain interaktif.
![]() |
Inovasi PAUD! RA AL ASROR terapkan 'Hunting Animal' dan 'Pasar Angka' karya mahasiswa. Metode bermain ini efektif tingkatkan numerik dan sosial emosional anak 4-5 tahun. |
SEMARANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) RA AL ASROR kini punya cara baru yang tak biasa untuk mengasah kecerdasan anak didiknya. Bukan dengan deretan angka di papan tulis, melainkan melalui dua permainan kelompok yang dinilai "menyiksa" perkembangan numerik dan sosial emosional anak usia 4-5 tahun, yakni "Hunting Animal" dan "Pasar-Pasaran Angka".
Kedua karya edukatif ini lahir dari tangan dingin mahasiswa. Shafina Khoirun Nisa merancang "Hunting Animal," sementara Meliana Fransiska menggarap "Pasar-Pasaran Angka." Keduanya punya misi sama: menjadikan belajar berhitung dan berinteraksi sosial sebagai petualangan yang menyenangkan dan interaktif.
Hunting Animal: Berburu Monyet, Latih Berhitung dan Empati
Permainan "Hunting Animal" tak ubahnya simulasi perburuan kecil di kelas atau taman. Miniatur aneka binatang hutan, dengan jumlah yang bervariasi—misalnya empat kelinci, enam burung, dan tiga monyet—disembunyikan. Anak-anak dibagi dalam tim penjelajah, bertugas mencari, menghitung, lalu mencocokkan hasil hitungan dengan kartu angka.
"Setiap kali menemukan binatang, anak wajib menirukan suaranya," kata Shafina. Metode ini, lanjutnya, sengaja disisipkan sebagai pemicu rangsangan sosial emosional. Setelah berhitung, anak bergiliran membagikan temuannya. Jurnalisme kelompok ini tak hanya menguatkan aspek numerik, tetapi juga mendidik anak berkomunikasi, bergantian bicara, dan mendengarkan.
Pasar-Pasaran Angka: Jual Beli Mainan, Belajar Uang dan Komunikasi
Berbeda dengan sensasi rimba, "Pasar-Pasaran Angka" menawarkan simulasi jual beli di pasar tradisional. Meliana Fransiska menciptakan kios mainan lengkap dengan buah dan sayuran berlabel angka. Anak-anak dibagi peran menjadi penjual dan pembeli.
"Pembeli harus memilih barang, menyebut angka pada label, lalu membayar dengan koin mainan sesuai jumlah angka tersebut," jelas Meliana. Penjual dan pembeli wajib berinteraksi menghitung bersama untuk memastikan transaksi benar. Setelah beberapa saat, peran dirotasi. Permainan ini efektif melatih pengenalan angka, perhitungan sederhana, komunikasi dalam konteks jual beli, serta keterampilan motorik halus saat memindahkan koin.
Respons Guru dan Optimisme Keberlanjutan
Guru-guru di RA AL ASROR menyambut positif implementasi kedua permainan ini. Mereka menilai karya mahasiswa ini adalah jawaban atas kebutuhan nyata lembaga dalam meningkatkan aspek numerik dan sosial emosional.
"Kami sangat mengapresiasi, karya ini dibuat berdasarkan kebutuhan kami. Anak-anak pun senang dan antusias, suasana belajar jadi menyenangkan dan interaktif," ujar salah satu guru dalam wawancara.
Melihat dampak positifnya, pihak RA AL ASROR berharap "Hunting Animal" dan "Pasar-Pasaran Angka" tidak berhenti sebagai proyek, namun menjadi bagian dari metode pembelajaran rutin. Keberlanjutan ini dianggap krusial untuk memastikan perkembangan anak usia dini tetap optimal. Pihak lembaga optimistis, dua permainan ini akan menjadi fondasi bagi suasana belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan di masa depan.***
Posting Komentar