Berdayakan Masyarakat, Tim PKM PGSD UNNES Edukasi Pemanfaatan Kelor sebagai Sumber Nutrisi dalam Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk di Posyandu Melati Ngaliyan

Daftar Isi

Tim PKM PGSD UNNES sosialisasi gizi dan stunting di Posyandu Melati Wonosari.(dok tim PKM PGSD UNNES)

BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki peranan untuk melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT) yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Kegiatan PKM dilakukan oleh dosen dalam upaya mengabdikan diri dalam upaya membangun masyarakat melalui berbagai keahlian yang dimiliki dosen. 

Salah satu bentuk PKM yang dilakukan oleh dosen PGSD UNNES adalah melakukan Program Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat: Pemanfaatan Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Sumber Nutrisi Untuk Pencegahan Stunting dan Kekurangan Gizi Di Posyandu Melati Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan.  

Pengabdian ini dilakukan pada Sabtu, 10 Mei 2025 oleh TIM PKM dengan diketuai Dr. Ipin Aripin, M.Pd. dan anggota Dr. Ali Ismunadi, M.Pd.I, dan Vitta Yaumul Hikmawati, M.Pd. serta anggota mahasiswa yang terdiri dari Norita, Estining, Adinda, dan Shinta.

PKM ini juga merupakan sinergi positif antara PT karena tidak hanya melibatkan anggota internal PGSD UNNES tetapi juga melibatkan stakeholder lain, dalam hal ini adalah Prodi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka yang diwakili oleh Vitta Yaumul Hikmawati, M.Pd. sebagai anggota mitra dari kampus lain.

Kegiatan PKM ini dilaksanakan dalam dua kali kegiatan, yaitu pada 10 Mei 2025 (sosialisasi gizi, stunting dan pemanfaatan kelor), dan kegiatan selanjutnya 15 Juni 2025 (pelatihan diversifikasi pangan berbahan dasar kelor).


Pada sesi pertama (10 Mei 2025) dilakukan penyuluh sosialisasi terkait dengan gizi dan stunting serta upaya meningkatkan gizi dan pencegahan stunting melalui pemanfaatan tanaman kelor di Posyandu Melati Wonosari, Ngaliyan. 

Dalam kesempatan sambutannya ketua Posyandu G.P Sutanti mengungkapkan terima kasih atas kesediaan tim PKM PGSD UNNES yang melakukan penyuluhan dan pelatihan di posyandu yang dipimpinya. Di Posyandu ini terindikasi ada beberapa anak yang mengalami gizi buruk dan stunting sehingga melalui kegiatan PKM ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pencegahan stunting khususnya melalui pemanfaatan tanaman kelor, baik kepada kader dan ibu-ibu peserta Posyandu.

Dalam sesi pemaparan sosialiasi yang dilakukan oleh Vitta dijelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita yang disebabkan kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Gejala stunting ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan fisik, motoric dan kognitif. 

Menurut Vitta stunting merupakan masalah yang kompleks karena terkait dengan banyak penyebab, antara lain faktor asupan gizi ibu dan anak, status kesehatan balita, ketahanan pangan, lingkungan sosial dan kesehatan, lingkungan pemukiman, kemiskinan dan lain-lain. Untuk mengatasinya diperlukan penanggulangan yang komprehensif serta deteksi dini melalui pengukuran di Posyandu dan konsultasi dengan dokter anak. 

Dalam kesempatan pemaparan lanjutan Dr. Ipin Aripin, M.Pd. yang merupakan dosen PGSD UNNES memberikan salah satu solusi sederhana dalam meningkatkan gizi penderita stunting melalui pemanfaatan tanaman kelor. Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang banyak dibudidaya oleh masyarakat sehingga untuk memperolehnya relative mudah. 

Tanaman ini (khususnya daun) telah diteliti dan direkomendasikan oleh ahli kesehatan dan lembaga berwenang sebagai tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam upaya pencegahan stunting dan gizi buruk. Aripin lebih lanjut menjelaskan bahwa kelor memiliki berbagai nutrisi, antioksidan, vitamin, mineral, kalium, kalsium dan nutrisi lain yang diperlukan saat masa tumbuh kembang balita.

Untuk mengolah tanaman kelor (daun) menurut Aripin dapat dilakukan dalam bentuk basah atau dikeringkan kemudian dijadikan bahan campuran untuk makanan yang disukai balita seperti dalam bentuk pudding kelor, es krim kelor, nugget kelor, bolu kelor dan lain-lain. Bentuk pengolahan kelor ini lebih disukai balita dan anak-anak daripada hanya dalam bentuk sayur daun kelor. 

Pada PKM ini juga dilakukan pelatihan untuk membudidayakan tanaman kelor melalui teknik stek batang dan pembibitan sehingga masyarakat dapat menanam kelor di sekitar rumahnya masing-masing. Diharapkan melalui kegiatan ini akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting dan gizi buruk melalui pemanfaatan tanaman kelor sebagai alternatif bahan makanan yang memiliki kandungan gizi baik. ***

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

1 komentar

Comment Author Avatar
Ali
11 Mei 2025 pukul 05.50 Hapus
Berkah selalu