IPNU Jateng Ajak Kader Telisik Sejarah dan Perkuat Sinergi dengan LP Ma’arif
Mengangkat tema “Bergerak Bersama Pelajar Berbudaya Aswaja An-Nahdliyah”, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya intensif IPNU dan IPPNU Jawa Tengah dalam memperkokoh kaderisasi serta membangun kolaborasi kelembagaan yang solid, terutama di tingkat komisariat sekolah-sekolah Ma’arif se-Jawa Tengah.
Dalam pidatonya, Irfan Khamid menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang mendukung kelancaran acara ini. Ia menegaskan bahwa program ini bukan sekadar agenda rutin organisasi, melainkan wujud konkret dari kerja sama strategis yang berakar pada relasi historis yang kuat antara IPNU dan LP Ma’arif NU.
“IPNU tidak dapat dipisahkan dari LP Ma’arif. Kita dilahirkan dari rahim Ma’arif, sehingga sudah semestinya kita bersinergi dan menjadikan Ma’arif sebagai rumah kita,” ujar Irfan dengan nada penuh keyakinan.
Lebih lanjut, Irfan mengajak seluruh kader untuk melakukan refleksi historis mengenai perjalanan IPNU sejak awal pendiriannya hingga meraih status sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama. Ia menyoroti dinamika internal organisasi, termasuk periode ketika IPNU lebih dikenal sebagai “ikatan pelajar putra”, yang sempat menimbulkan pergeseran segmentasi dan kebingungan identitas.
Titik balik penting, menurut Irfan, terjadi saat Kongres IPNU di Makassar. Dalam kongres tersebut, IPNU secara tegas mendeklarasikan diri untuk kembali pada segmentasi awal sebagai wadah bagi pelajar, santri, dan mahasiswa.
“Kongres Makassar menjadi momentum kembalinya IPNU ke akarnya. Kita bukan organisasi alumni, bukan organisasi umum, melainkan organisasi pelajar! Oleh karena itu, pelajar harus bergerak, harus terkawal, dan harus terkonsolidasi dengan baik,” tandasnya di hadapan para peserta TOT.
Irfan juga menekankan bahwa kegiatan TOT dan diklat ini merupakan implementasi nyata dari semangat “Back to School” yang telah digaungkan sejak Kongres 2022. Ia meyakini bahwa dengan mencetak para pelatih dan pembina yang kompeten, IPNU dan IPPNU akan mampu mengaktifkan kembali komisariat-komisariat di sekolah secara masif dan terstruktur.
“Target kita ke depan jelas. Kita ingin komisariat-komisariat tidak hanya sekadar label, tetapi menjadi ruang pembinaan yang riil. Mari kita sukseskan misi besar ini bersama-sama,” pungkas Irfan.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh perwakilan dari 20 sekolah terpilih di Jawa Tengah. Para peserta dibekali berbagai materi dan keterampilan agar siap menjadi pendamping, pelatih, dan penggerak organisasi pelajar di tingkat akar rumput.
Acara ini disambut antusias oleh para peserta dan menjadi penanda komitmen IPNU dan IPPNU untuk tidak hanya menjadi organisasi pelajar, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter Aswaja di kalangan generasi muda Nahdlatul Ulama.***
Posting Komentar